Penjelasan singkat: Gerakan IPR (Indonesia Perangi Riba) ini adalah gerakan edukasi masyarakat Indonesia terkait bahaya pinjol, bank keliling, kartu kredit, dan segala macam produk riba; serta solusinya, yaitu menabung aset-aset TERBATAS yang TERUS diinginkan BANYAK orang di masa depan. Target 31 Desember 2026: akan ada minimal satu Pejuang IPR di SELURUH provinsi di Indonesia yang melakukan edukasi publik minimal seminggu sekali.
Masalah: Pencurian Bernama Riba
“Yang saudara/tetangga/teman-nya pernah kena kasus hutang/rentenir/pinjol/kartu-kredit angkat tangan! Ingat betapa pusingnya mereka waktu itu?“
Riba (bunga pinjaman) adalah PENCURIAN berkedok bantuan. Anda ‘seolah-olah’ dibantu menggapai impian. Kenapa ‘seolah-olah’? Karena kenyataannya, Anda-Anda juga kok yang lunasi itu pinjaman. 100% pakai uang Anda sendiri. Dibantu dari Hong Kong!?
Kalau Anda TIDAK dibantu, alias TIDAK mendapatkan manfaat; maka, saat Anda membayar BUNGA RIBA, saat itu uang Anda DICURI. Iya dong! Kan tidak seperti transaksi. Anda itu tidak dapat manfaat apa-apa. Saat Anda tidak dapat manfaat tapi sebagian uang Anda pindah ke tangan orang lain, ya apa bedanya dengan DICURI!?
Ada yang nyeletuk,
“Kan saya jadi bisa menikmati barang/jasa tersebut lebih awal. Itu kenikmatan yang nyata breee. Ga bisa saya dapat kalau ga ada riba.”
Bener… Bener… Kenikmatan itu nyata. Cuma, nyata juga bahwa kenikmatan itu bakal berakhir lebih cepat. Bukan karena riba… bukan… ya karena dipakainya lebih awal aja. Mau dapatnya lewat beli cash tanpa riba kek, mau pakai hutang riba kek, mau mencuri dari orang lain kek, durasi pemakaiannya ya segitu-gitu aja. Intinya, riba ga bikin barang kamu jadi lebih tahan lama. Titik. Argumen itu ga masuk akal, cuma bisikan setan yang mau kita enak secepat mungkin.
“Itu mah buat pinjaman konsumtif bro. Kalau saya pinjam buat modal usaha. Untung ada riba, saya jadi bisa dapat uang lebih banyak. Kok bisa? Ya karena saya mulai bisnis lebih awal, dari pada harus nabung dulu baru jualan!“
Selamat! Sayangnya, tidak semua orang seberuntung Anda! Sekarang saya tanya, lebih banyak bisnis yang sukses dan lanjut atau rugi dan tutup? BANYAK yang bisnisnya gagal DAN tapi TETAP harus bayar pokok hutang PLUS BUNGA karena dapat modalnya dari sistem riba. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mana ada bisnis tanpa resiko!? Kerja aja kalau mau penghasilan stabil!
“Lho, lebih baik saya KPR toh? Dari pada saya nabung berpuluh tahun lalu tabungan saya tergerus inflasi. Belum lagi harga rumah yang naik terus. Gapapa deh, saya relakan uang saya untuk ‘dicuri’ bank, yang penting saya dapat rasa aman karena tidak mungkin diusir dari tempat tinggal saya.“
Sepintas masuk akal. Sepintas doang… Mari kita lihat lebih dalam.
Inflasi adalah penambahan suplai uang (sehingga daya belinya jadi menurun). Bagaimana uang yang kita pakai sekarang, bisa bertambah sedrastis ini suplainya? RIBA.
Harga rumah naik terus karena banyak faktor; salah satu faktor terbesar adalah RIBA. Gimana ga naik parah, kalau bunga dari KPR bisa setengah dari harga beli cash? Artinya apa? Artinya, saat nanti rumah KPR itu dijual, harganya pasti naik seminim-minimnya setengah dari harga beli cash saat akad KPR. Kemungkinan besar lebih dari itu harga jualnya, kalau juga menghitung kenaikan dari faktor strategisnya lokasi dan meningkatnya populasi manusia. Nah, parahnya lagi, kemungkinan pembeli berikutnya juga beli pakai KPR; bunga berbunga deh, alias riba beriba. Makin meroket itu harga rumah.
Yakin Anda untung? Udah dihitung belum? Bagaimana kalau uang yang Anda relakan buat ‘dicuri’ bank itu ternyata lebih besar dari gerusan inflasi jika Anda memilih menabung? Bunga KPR itu besar lho. Pinjam 900 juta, paling sedikit bunganya 300 juta.
Pun pada akhirnya KPR itu berhasil jauh mengalahkan inflasi sehingga menguntungkan buat Anda pribadi (mungkin karena kebetulan lokasinya super strategis), Anda telah ikut membantu sistem yang memperlebar jarak kaya-miskin. Kaum berpenghasilan stabil punya peluang lebih tinggi buat KPR-nya disetujui, biasanya PNS atau pegawai di perusahaan bonafit. Mereka (dan Anda) beruntung karena dikasih akses untuk parkir kekayaan di aset yang terbatas, sehingga nilainya naik terus. Sementara kekayaan kaum-kaum kaki lima yang tidak-layak-KPR konsisten dicuri inflasi. Ga pernah ada ceritanya bank memilih penduduk Indonesia secara acak untuk diberikan KPR.
Singkatnya, RIBA ITU PENCURIAN BERKEDOK BANTUAN. Lebih licik dari sekedar mencuri! Riba juga konsisten memperlebar jarak kaum kaya & kaum miskin.
Ga heran kalau di agama Islam, orang beriman yang sengaja cuan dari riba itu DIPERANGI LANGSUNG oleh TUHAN & UTUSAN-UTUSAN-NYA.
Solusi: Menabung…
Lawannya meminjam, ya menabung. Simpel kan? Tapi, menabung apa?
Bukan menabung uang.
Karena ada benarnya juga kok celetukan di atas: Inflasi bikin menabung uang itu rugi. Ga cuma kalau ditabung di celengan atau di bank syari’ah, ditabung di bank konvensional pun bunganya ga menutup gerusan inflasi. Rugi! Di sisi lain, uang yang kita tabung di bank (konvensional) itu bakal jadi pinjaman riba lho buat orang lain! Menabung di bank konvensional berarti berkontribusi di sistem yang buruk ini.
Bukan menabung saham.
Karena ini bukan buat semua orang. Kalau kamu (1) cukup pintar untuk terus belajar teknis, bisnis, & networking, sehingga bisa memilih perusahaan bagus, (2) punya mental baja untuk tidak termakan drama-drama pasar saham, silahkan mengambil jalan ini untuk membeli apa yang kamu mau tanpa jalur riba.
Bukan juga menabung bisnis-bisnis penghasil uang
Karena sama seperti saham, bisnis itu beresiko & bukan buat semua orang.
Solusi yang menjangkau semua orang adalah menabung BENDA yang jumlahnya TERBATAS & akan TERUS diinginkan BANYAK orang di masa depan… Sehingga kekayaan kita akan naik JAUH melampui inflasi. Membuat kita lebih cepat membeli impian kita.
Solusi: Menabung Benda Terbatas
“Benda penting yang tidak terbatas kalah nilainya oleh benda tidak penting yang terbatas.”
Kurang penting apa udara yang kita hirup? Mati kita tanpanya.
Tapi berapa harganya? Nol. Karena dia tidak terbatas.
Karet gelang. Mati ga umat manusia tanpanya? Kayaknya enggak ya. Karet gelang yang tidak wajib untuk kehidupan kita ini, masih punya harga jual lho. Kenapa? Ya karena terbatas. Butuh usaha manusia untuk menciptakan karet gelang baru. Tidak seperti udara yang kita hirup.
Rupiah adalah benda penting. Semua tahu. Sayangnya, Rupiah (dan semua uang negara lainnya) itu tidak terbatas. Tidak banyak yang sadar, tapi ini fakta lho.
Benda yang terbatas ada banyak. Apa berarti bagus menabung karet gelang? Atau sekalian aja menabung logam paladium?
Jadi, bagaimana cara memilih yang layak untuk ditabung, sehingga bisa melawan inflasi dan cepat membeli rumah? Ternyata, bukan sekedar terbatas.
Pilih yang TERBATAS dan TERUS dinginkan BANYAK orang di masa depan.
Paladium lebih terbatas (langka) dari emas. Manfaatnya di industri juga tidak kalah banyak dari emas. Tapi, yang butuh / minat akan paladium jauh lebih sedikit dibanding emas. Artinya, lebih sulit mencari pembeli paladium yang kita tabung, dibanding mencari pembeli emas.
Dengan prinsip di atas, gerakan IPR (Indonesia Perangi Riba) menganjurkan dua benda paling terbatas dan terus diinginkan oleh banyak orang di masa depan: bitcoin & emas. Dengan menabung dua benda itu, kamu bisa membeli apa yang kamu inginkan tanpa kekayaanmu dicuri riba & bahkan dengan harga diskon. Karena bitcoin & emas kamu harganya naik jauh melampaui inflasi.
Gerakan IPR (Indonesia Perangi Riba)
Harus diakui:
Tidak semua orang terbiasa menabung emas,
Ada tips & trik tertentu untuk menyimpan emas dengan aman,
Masih banyak yang belum paham bahwa bitcoin itu juga sebuah “benda”, apalagi memahami kenapa dia terbatas & kenapa peminatnya akan terus bertambah banyak.
Cara membeli, menjual, & menyimpan bitcoin-pun juga perlu diajarkan.
Belum lagi banyak mitos-mitos sesat seperti “bitcoin itu sama dengan koin kripto lain yang diharamkan ulama”. Berapa persen sih penduduk Indonesia yang baca berita bahwa pemerintah Amerika sudah menyatakan bitcoin itu komoditas (sebagaimana emas & minyak bumi), sementara semua koin kripto sisanya itu bukan? Pemerintah Amerika lho ini yang ngomong, yang hegemoni dolar mereka sebagai uang perdagangan dunia-nya malah sedang ditantang oleh bitcoin.
Semua yang di atas itu butuh edukasi. Berat. Akan banyak yang memandang aneh & tidak suka.
Tapi. memang apa alternatif lainnya? Sini beri tahu, kalau memang ada.
Setiap detik riba dibiarkan, setiap detik itu juga uang orang-orang dicuri. Indonesia sedang berjalan menuju kepunahannya, saat yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin miskin.
Indonesia juga tidak akan berkah, saat uang yang dipakai rakyatnya muncul dari praktik riba yang (menurut agama Islam) dilaknat & diperangi oleh Tuhan Semesta Alam.
Akhir kata, hanya ada satu kata…